Semarang adalah ibu kota provinsi Jawa Tengah.
Itu juga merupakan kota terbesar ketiga di negara itu.
Kota ini terkenal dengan kegiatan pendidikan, keagamaan, dan perdagangannya.
Menjadi kota bersejarah, tradisi kuliner dari seluruh Indonesia dapat ditemukan di Semarang.
Setiap daerah di negara ini memiliki hidangan khas mereka sendiri berdasarkan tradisi budaya mereka.
Satu hal yang sama dari semua hidangan adalah banyaknya bumbu.
Meskipun banyak orang menikmati makan di berbagai restoran di sekitar Semarang, banyak yang lebih suka makan di warung halabat lokal atau restoran yang dikelola oleh masyarakat miskin.
Jika Kaka ingin tahu tentang bagaimana orang makan di sekitar Semarang, lihat ulasan berikut dari penduduk setempat yang telah makan di berbagai restoran di sekitar Semarang: ‘Makanan Di Semarang’ oleh Miftahun Dwi Supriyani dan ‘Panduan Makanan
Untuk memahami bagaimana tradisi kuliner berbeda dari satu tempat ke tempat lain, penting untuk mempelajari berbagai gaya kuliner di Semarang.
Beberapa gaya kuliner populer termasuk masakan Minangkabau, Jawa, dan Cina.
Kebanyakan orang di Semarang makan masakan Jawa karena banyak restoran yang berspesialisasi dalam gaya memasak ini.
Hidangan paling populer dalam masakan Jawa adalah nasi padang, atau nasi yang disajikan di atas saus sambal.
Nasi padang biasanya disajikan dengan daging sapi atau ayam dan berbagai macam sayuran.
Makanan umum lainnya di Malean Jawa adalah kluak dan loklak, sejenis sup ikan pedas dan lontong, bola nasi kukus dengan sayuran di dalamnya.
Ada juga beberapa restoran Cina yang menyajikan makanan Cina dengan cita rasa lokal.
Ada beberapa aspek unik dari tradisi kuliner Semarang yang membuatnya berbeda dari masakan kota lain.
Salah satunya, kebanyakan penjual menjual rempah-rempah yang diimpor langsung dari India atau China selain produk makanan lokal lainnya.
Beberapa pedagang bahkan menjual bumbu racikan sendiri untuk digunakan dalam resep yang berasal dari tradisi Semarang.
Aspek lain yang tidak biasa dari budaya kuliner dari Semarath adalah bahwa hampir semua kegiatan memasak terjadi di luar ruangan selama Ramadhan karena hukum agama yang ketat melarang memasak di dalam ruangan selama periode ini.
Ini berarti Kalian akan selalu menemukan aroma lezat yang berasal dari makanan yang dimasak di luar yang tidak dapat dijangkau oleh hidung Kalian.
Kuliner semarang (sema-rahng) berarti tradisi kuliner dari Semarang, dan sering digunakan untuk menggambarkan budaya makanan lokal.
Salah satu kuliner terkenal dari tradisi kuliner Semarang adalah tumpeng, pangsit isi yang terbuat dari bayam dan daging giling.
Hidangan tradisional lainnya adalah gado, yang terdiri dari protein cincang, sayuran, dan berbagai bahan lain yang dimasak bersama.
Makanan sarapan umum termasuk kuprot; campuran nasi putih dengan pasta kedelai manis dan santan.
Ini hanyalah sebagian dari makanan tradisional yang akan Sista temukan di restoran mana saja di sekitar Semarang.